A. Gambaran Kitab
Kitab Tafsir Fi Dhilal Qur’an merupakan salah satu kitab tafsir yang
dikarang oleh Sayyid Quthb. Kitab ini covernya berwarna hitam dan pada
pinggirnya terdapat hiasan batik berwarna merah hati. Kitab ini terbit di
Kairo, Mesir yang diterbitkan oleh Darusy Sruruq pada tahun 1412 H atau 1992 M
dan terdiri dari enam jilid yaitu:
1. Juz 1-4: halaman 1-611
2. Juz 5-7: halaman 615-1172
3. Juz 8-11: halaman 1179-1826
4. Juz 12-18: halaman 1839-2537
5. Juz 19-25: halaman 2543-3234
6. Juz 26-30: halaman 351-4012
B. Biografi
NamalengkapSayyid QutbhadalahSayyidQuthb
bin Ibrahim Husain. Beliaulahir di Muasyah, propinsiAsyuth, di daratantinggiMesir, padatanggal
9 Oktober 1906.Pendidikanawalbeliauadalah Madrasah Ibtidaiyah di
desanyapadatahun 1912 danlulustahun 1918. Revolusitahun 1919 di
negerinyamembuatSayyidQuthbberhentidarisekolahselamaduatahun.Terakhirsebagaianakkeduadariempatbersaudara.SebagaimantradisikaumMuslimin,
sejakkecilSayyidQuthbdididiksecaraketatolehkedua orang
tuanya.Hasilnyacukupbisadibanggakan.Belumgenapusiasepuluhtahun, beliautelah
hafal al-Qur’an. Kemampuannyatersebutsesuaidenganharapanibunya.
Pendidikanbeliauberlanjutditahun
1920, di Kairo, denganmasukke Madrasah Mu’allimin al-Alawiyyahtahun 1922,
kemudianmelanjutkankesekolahPersiapanDarulUlum, 1925.Setelahitu,
beliaumelanjutkankeUniversitasDarulUlum1929 dan lulus tahun 1933 dengangelarLicensedi bidangsastra. Buku Islam
pertama yang ditulisbeliauadalahAt-Tasawwur
al-FanniFil Qur’andanmulaimenjauhkandiridarisekolahsastra
Al-Aqqad.DepartemenPendidikan,
tempatbeliaubekerjamengutusnyauntukmengunjungiAmerika,
untukmengkajikurikulumdansistempendidikanAmerika. Belaiu di
Amerikahanyaduatahun, lalukembalikeMesirtanggal 20 Agustus 1950,
kemudiandiangkatmenjadiAsistenPengawasRisetKesenian di kantorMenteriPendidikan.
Tanggal 18 Oktober 1952, iamengajukanpermohonanpengundurandiri.
Ratusanmakalah
di berbagaisuratkabardanmajalahMesirmemuattulisan-tulisanbeliau.
Beliausendirimenerbitkanmajalah Al-‘Alam al-‘Arabidan Al-FikrulJadid,
selainmemimpinsuratkabarpekanan Al-IkhwanulMuslimintahun 1953.
Dalammakalah-makalanya,
belaiuselalumemerangibentuk-bentukkerusakandanpenyimpangan di kehidupansosial,
politikdanekonomiMesir.Pihak-pihak yang bertanggungjawabterhadapkerusakanini,
yaknipmerintahadalahsasarankritikan-kritikanbeliau.Selainitu,
beliauselalumenjadikan Islam sebagaisolusiatassegalakerusakan yang
terjadi.SayyidQuthbmenetukanjalanhidupnyauntukmenjadimujahiddakwahpadatahun
1947.Beliaumulaimenyerukankebangkitan Islam
danmenyerukandimulainyakehidupanberdasarkan
Islam.SayyidQuthbmenyerukankepadaumat agar
kembaliaqidahsalafushshalih.Pemikiranbeliausendiriadalahpemikiransalafi jihadi,
yang bersihdarinoda.Pemikirannyaterfokuspadatematauhid yang murni,
penjelasanmaknahakikiLa Ilaahaillallah,penjelasansifathakikiimansepertidisebutkan
al-Qur’an dan as-Sunnah,dankewajiban jihad.
KunjunganSayyidQuthbkeAmerikauntukbelajarmetodependidikan
Barat (Western Methodhs of Education).Iabelajar di Wilson Teachers College.
Iameraihgelar MA di universitasitudanjuga di Standford University.
Setelahtamatkuliah, beliaujugasempatberkunjungkeInggris, Swiss, dan Italia. Di
Amerikabeliautinggal di kotakecil Greeley, Colorado. Beliaupernahmenulistentangkenanganbeliauterhadap
Colorado.Namun,
akhirnyaSayyidQuthblebihbanyakmelihatsisihitamdariAmerikadanmenolakhabisfahammaterialisme
Barat.Bahkanpengalamanhidupnyalebihdariduatahun di Amerikamenjadititikbalik
yang pentingdalamhidupnya.BeliautidakmenjadipengagumAmerikabahkanmenjadipengkritikAmerika
(Barat) denganseluruhsisinilaikehidupannya.
Pada tahun 1951 M, Sayyid Quthb masuk Jama’ah Ikhwanul
Muslimin dan ia menjadi salah satu seorang tokohnya yang berpengaruh di samping
Hasan al Hudaibi dan Abdul Qadir Audah. Juli 1954, ia menjadi pimpinan redaksi
harian Ikhwanul Muslimin. Akan tetapi baru dua bulan usianya, harian itu
ditutup atas perintah Presiden Mesir Kolonel Gama Abdul Nasser karena mengecam
perjanjian Mesir-Inggris pada 7 Juli 1954. Sekitar Mei 1955, Sayyid Qutbh termasuk salah seorang
pemimpin Ikhwanul Muslimin yang ditahan setelah organisasi itu dilarang oleh
Presiden Nasser dengan tuduhan berkomplot untuk menjatuhkan pemerintah. Pada 13
Juli 1955, Pengadilan Rakyat menjatuhkan hukuman lima belas tahun kerja berat.
Beliau ditahan di beberapa penjara Mesir hingga pertengahan tahun 1964. Beliau
dibebeaskan pada tahun itu atas permintaan Presiden Irak Abdul Salam Arif yang
mengadakan kunjungan muhibbah ke Mesir.
Setelahbebas,
SayyidQuthbtelahmenyiapkanrancanganbuku
al-Ma’alimdanmulaimengeditnya.Setelahbeliaumenyerahkankepadapenerbit,
makaterbitlahbukutersebut.Cetakanpertama yang diterbitkanolehWahbahlangsungterjualhabisdalamwaktu
yang singkat.InimembuatintelejenMesirsangatterkejutdanmembuat orang-orang
komunisgerah.Merekamencermatibuku al-Ma’alim kata demi kata,
merekasangatyakinbahwabukutersebutakanmembinasakanIkhwanulMuslimin.
Pemerintahpertama-tama berusahamembungkamparada’i yang
berdakwahsecaraterang-terangandenganpenculikan-penculikan.Padatahun 1965
penangkapan, pengejaran,
danpemberangusandimulai.SayyidQuthbditangkapkembalipadatanggal 26 April 1965 M.
Introgasidanpenyiksaanberlangsungterus-menerusselamasetahunpenuh,
daribulanAgustustahun 1965 sampaibulanAgustustahun 1966.Di awalmasaintrogasidanmasapersidangan
di
pengadilanbeliaumenjadiraksasa.Denganberanidantanpatakutbelaiuseringmengejekparapolisipengkhianat
yang menjadi hakim
danmenghukumpermasalahandarahdankehormatan.Hinggameledakklahkemarahanparaalgojo
yang menghadapiSayyidQuthbtersebut.Dalampersidangan kali ini,
dikeluarkanlahvonismatiterhadapSayyidQuthb.Vonismatijugadijatuhkankepadamuridbeliau
Muhammad Yusuf HawasyidanSyekh Abdul Fatah
Ismail.SayyidQuthbberkataketikadivonismatidikeluarkan, “Segalapujibagi Allah,
akutelahberjihadselama lima
belastahunsampaiakubisameraihkesahidanini.”Padaharisenintanggal 29 Aguatus
1966, sebelumterbitfajar, SayyidQuthbmenghadapIlahi Rabbi
setelahmemainkanperannya, dieksekusi di tianggantunganrezim Abdul Nashir.
Konsekuensiiniditerimanyakarenaketeguhantauhiddankeberanianbeliaudalammenyampaikanal-haq.SayyidQuthbpernahberkata,
“Jaritelunjuk yang setiapharimemberi kesaksiantauhidkepada
Allah saatshalatmenolakmenulissatu kata pengakuanuntukpenguasatiran.
Jikasayadipenjarakarenakebenaran, sayareladenganhukumkebenaran.Jikasayadipenjaradengankebatilan,
pantangbagisayamintabelaskasihankebatilan.”
C. Sejarah Penulisan
Pada awalnya penulisan Tafsir Fi Dhilal al-Qur’an dituangkan di rublik
majalah al-Muslimun edisi ke-3, Yang terbit pada Februari 1952. Sayyid Qutb
mulai menulis tafsir secara serial di majalah itu, dimulai dari surah
al-fatihah dan di teruskan dengan surah al-Baqarah dalam episode-episode
berikutnya, hal itu dilakukan atas permintaan Sa’id Ramad, pemimpin redaksi
majalah tersebut, Sayyid Qutb menjadi penulis sekaligus direktur dalam rubrik
ini, bagi Sayyid Qutb sendiri rubrik ini merupakan suatu wadah penampung dari
gejolak ide dan dakwahnya untuk hidup di bawah naungan al-Qur’an. Namun
kemudian penulisan rubrik ini dihentikan dengan alasan ia ingin menggantinya
dengan rubrik lain, disertai dengan janji untuk menulis tafsir secara
khusus yang akan diterbitkan pada setiap juznya.
Menurut Manna’ al-Qathann Tafsir fi Zilal al-Qur’an merupakan karya tafsir
yang sangat sempurna dalam menjelaskan kehidupan di bawah bimbingan al-Qur’an.
tafsir ini memiliki kedudukan tinggi di kalangan intelektual Islam lantaran
kekayaan kandungan pemikiran dan gagasannya, terutama menyangkut masalah sosial
kemasyarakatan, oleh karena itu Tafsir fi Zilal al-Qur’an mutlak diperlukan oleh
kaum muslim kontemporer.
Sesuai dengan judul karya tafsirnya (fi Zilal al-Qur’an) Sayyid Qutb dalam
muqaddimah tafsirnya mengatakan bahwa hidup dalam nauangan al-Qur’an adalah
suatu kenikmatan, Sebuah kenikmatan yang tidak diketahui kecuali oleh orang
yang telah merasakannya, suatu kenikmatan yang mengangkat umur (hidup),
memberkatinya dan menyucikannya. Beliau sendiri merasa telah mengalami
kenikmatan hidup di bawah naungan al-Qur’an itu yaitu sesuatu yang belum
dirasakan sebelummya. semua ini merupakan cermin pemikiran serta perasaannya
akan al-Qur’an ketika beliau merasakan hidup dibawah naungannya, dan mampu
memberikan pesan pada umat manusia bahwa kenikmatan hidup itu dapat diperoleh
dengan berpegang teguh pada al-Qur’an.
Tafsir fi Zilal al-Qur’an ini bernuansa sastra yang kental selain dari
konsep-konsep dan motivasi pererakan, selain itu berusaha membumikan al-Qur’an
melalui analog-analogi yang terjadi di masyarakat saat itu. Perjuangan dan
pembebasan dari segala tirani merupakan sesuatu yang sudah seharusnya dilakukan
umat Islam. Jadi ada satu pendekatan dilakukan Sayyid Qutb dalam Tafsirnya
yakni bagaimana sastra yang merupakan unsur mukjizat al-Qur’an mampu
mempengaruhi kaum Muslimin dan memotivasinya untuk bangkit dan berjuang.
D. Metode Penafsiran
Sayyid Quthb memilki suatu metode yang unik dalam tafsir
yang belum pernah ditempuh oleh seorang mufassir yang ada, baik dari kalangan
terdahulu maupun sekarang. Sayyidtidakpernahmenyibukkandiridenganmenelaahkitab-kitabtafsirterdahulu
yang berisiberbagaiperbedaanpendapatdanaduargumentsidalamberbgaimacamtemakeislaman.Sayyidtidakmengambilinformasi-informasipemikirandarinya,
tidakmaumasukkealam al-Qur’an
berdasarkanketentuan-ketentuanpemikiransebelumnya, seperti yang
dilakukanolehselainnya.
Sesungguhnya metode beliau merupakan buah semangat dari
semangatnya untuk memasuki alam al-Qur’an tanpa berbagai ketentuan pemikiran
sebelumnya, dan juga dari keyakinannya mengenai kekayaan al-Qur’an serta
banyaknya makna inspirasinya. Metode beliau berdiri di atas dua tahap.
Tahappertama, beliauhanyamengambildari
al-Qur’an saja, samasekalitidakadaperanbagirujukan, referensi, dansumber-sumber
lain. Iniadalahtahapdasar, utamadanlangsung.
Tahap kedua, sifatnya sekunder serta penyempurnaan bagi
tahap pertama, yang digunakan oleh Sayyid untuk melengkapi kekurangan yang ada
pada taap pertama, atau meluruskan kekeliruannya. Tahapaninibersandarkepadasumberdanreferensisecaramendasar.Sebabiaberdiri
di atasperhatianterahadapkitab-kitabtafsiruntukmengetahuibuktidenganhaditsatauriwayat
yang shahihtentangpenafsiranayat.
Ketika kita berbicara megenai sumber-sumber Zhilal, kita
juga harus menyertakan kondisi khusus yang dialami oleh Sayyid Quthb ketika
menulis Zhilal. Beliau menulisnya di penjara, sedangkan menulis dipenjara harus
tunduk kepada syarat-syarat khusus yang diwajibkan oleh administrasi penjara
yang berkaitan dengan masuknya buku-buku ke dalam penjara. Suasana penjara juga
mempunyai pengaruh terhadap penulisan Zhilal. Maka semangat Sayyid di dalam
penjara untuk membekali diri dengan referensi-referensi ayng menjadi sandaran
merupakan bukti bahwa Sayyid memenuhi syarat metodologi dalam melakukan studi
dan menulis.
E. Corak
Penafsiran Sayyid Quthub memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki
tafsir-tafsir lain, menggunakan gaya prosa lirik dalam penyampaian, karena itu
tafsir ini menjadi enak dibaca dan mudah dipahami. Kitab tafsir ini
mengandung unsur corak adaby ijtima’i yakni sastra dan social kemasyarakatan.
Sifat lain dari tafsir ini adalah pemaparan yang bersemangat sehingga
mudah dicurigai sebagai tafsir provokatif, bahkan tidak jarang orang
menamai tafsirnya dengan corak tafsir haraki, tafsir ini masuk dalam kategori
penafsiran dengan corak baru yang khas dan unik serta langkah baru yang jauh
dalam tafsir serta memuat banyak sekali tema penting dengan menambahkan hal-hal
mendasar yang esensial. Karenanya Tafsir ini dapat dikategorikan sebagai aliran
(faham) khusus dalam Tafsir yang disebut “aliran Tafsir pergerakan”.
F. Sistematika
Sayyid Qutb dalam sistematika penulisan Tafsirnya terlebih dahulu
mengabstraksikan sekumpulan ayat yang akan di tafsirkan kemudian menerangkan
ayat-ayat tersebut dan memberinya sub-sub judul. Pengelompokan ayat-ayat dalam
suatu penafsiran ini dikarenakan masih terdapat munasabah antara ayat sebelum
atau sesudahnya, Sayyid Qutb memberikan suatu prolog yang menjelaskan
tema surat dan jawaban persoalan-persoalajnnya juga tujuannya setelah itu
menjabarkan kata perkata dan menomorduakan israiliyat.
Adapun tujuan penulisan tafsir ini dimaksudkan
untuk:
1. Menghilangkan jurang pemisah antara kaum muslimin sekarang ini dengan
al-Qur’an.
2. Mengenalkan kepada kaum muslimin sekarang ini pada fungsi amaliyah
harakiyah al-Qur’an.
3. Membekali orang Islam sekarang ini dengan petunjuk amaliah tertulis menuju
ciri-ciri Islami yang Qur’ani.
4. Mendidik orang muslim dengan pendidikan Qur’ani yang integral; membangun
kepribadian yang Islam yang efektif , menjelaskan karakteristik dan
ciri-cirinya, factor-faktor pembentukan dan kehidupannya.
5. Menjelaskan ciri-ciri masyarakat Islami yang di bentuk oleh al-Qur’an,
mengenalkan asas-asas yang menjadi pijakan masyarakat Islami, menggariskan
jalan yang bersifat gerakan dan jihad untuk membangunnya.
G. Kelebihan dan Kekurangan
Beberapa kelebihan kitab ini adalah:
1. Sayyid Quthb dalam menafsirkan ayat-ayat dalam suatu surat memberikan
gambaran ringkas tentang kandungan surat yang akan di kaji.
2. Pengelompokan ayat-ayat sesuai dengan pesan yang terkandung pada ayat
tersebut
3. Memperhatikan munasabah antar ayat
4. Bercorak sastra dan mudah dipahami.
5. Menggunakan hadith-hadith s}ahih
6. Berusaha menghindari kisah-kisah Isra’iliyat.
7. Merefleksikan keinginan besar untuk kemajuan ummat.
8. Orsinilitas ide dan pemikiran penulis.
9. Dianggap telah menggagas sebuah pemikiran dan corak baru dalam nuansa
penafsiran Alquran.
Sedangkan beberapa kekurangan adalah:
1. Keterbatasan referensi Sayyid Qutb kerena beliau menyusun ini kitab ini
dipenjara sehingga banyak banyak memunculkan pendapat-pendapat pribadi yang
sangat kental dengan nuansa pada saat itu.
2. Penjelasannya yang terkadang berbau radikal sehingga dicurigai sebagai
kitab tafsir provokatif.
H. Komentar Ulama’
·
Imam Abdul ‘Aziz bin Baz
Sayyid Qutbh (semoga
Allah mengampuninya) berkata di dalam Fi Zhilalil Qur’an menafsirkan firman
Allah:
العرشاستوىعلىالرحمن
“Ar-Rahman (Allah
yang Maha Pemurah) yang beristiwa` di atas Arsy.” (Thoha : 5)
Beliau berkata: “Adapun istiwa’ di atas Arsy
dapat kita katakan bahwasahnya istiwa’ ini merupakan kinayah (kiasan)
dari al-Haimanah (penguasaan) atas makhluk ciptaan-Nya ini. Samahatusy Syaikh
Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu berkata, “Ini semua adalah ucapan yang fasid
(rusak), ia mengatakan bahwa istiwa’ ini maknanya adalah penguasan, dan ia
tidak menetapkan istiwa’. Ini artina ia mengingkari istiwa’ yang telah ma’ruf
(diketahui maknanya), yaitu al-Uluw (ketinggian) diatas Arsy.
Pendapatnya ini bathil, menunjukkan bahwa dirinya adalah miskin (lemah) dan dhoyi
(kosong ilmu) terhadap tafsir.
·
Syekh Nashiruddin
al-Albani
Berkata al-‘Allamah al-Muhaddits Muhammad
Nashiruddin al-Albani rahimahullahu mengomentari penutup buku al-‘Awashim mimma
fi Sayyid Quthb minal Qawashim : “Semua apa yang anda bantah dari Sayyid Quthb
adalah haq dan benar. Darinya akan menjadi jelas bagi setiap pembaca sebagai
suatu tsaqofah (wawasan) islamiyyah bahwasanya Sayyid Quthb tidaklah mengetahui
Islam baik ushul maupun furu’nya. Semoga Allah mengganjar anda dengan ganjaran
yang baik wahai saudara Rabi’ atas upaya anda di dalam menunaikan kewajiban
menjelaskan dan menyingkap kejahilan dan penyimpangan Sayyiq Quthb terhadap
Islam.”
·
Syekh Muhammad Sholih bin al-‘Utsaimin
Fadhilatusy Syaikh
al-‘Allamah Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullahuditanyatentangpenuliskitab Fi ZhilalilQur ’an danmanhajnya di
dalamtafsir.
Beliaumenjawab:
“Bahwasanyatelahbanyakperbincanganterhadap orang ini da bukunya.
Buku-bukutafsirlainnyasemisaltafsirIbnuKatsir, TafsirIbnuSa’di, Tafsir
al-Qurthubi –selaindaritasahul (sikapterlalumudahnya) beliau di dalam (menilai)
hadits- danTafsir (Abu Bakar) al-Jaza`irilebih kaya danlebihmencukupiseribu
kali daripadabukuini (Fi Zhilalil Qur’an).Sebagianulamasemisal ad-Duwaisydan
al-Albanitelahmenyebutkanbeberapakoreksiatasbukuini,
dankoreksianinitelahdicetakdandibukukan.Akubelummenelaahbukuinisecarasempurna,
hanyasaja yang telahakubacaadalahtafsirnyatentangsurat al-Ikhlash,
daniatelahberkatadenganperkataan yang dahsyat yang di dalamnyamenyelisihi (aqidah)
ahlussunnahwaljama’ah,
dimanatafsirannyaterhadapayatitumenunjukkanbahwadirinyaberkatadenganwahdatulwujud.
Demikian pula dengantafsirannyaterhadapistiwa` yang dimaknaidenganal-Haimanah
(pemeliharaan) danas-Saithoroh (penguasaan).Perludiketahui,
bahwasanyabukuinibukanlahbukutafsir.PenulisnyasendirisajamenyebutnyasebagaiZhilalul
Qur`an.
maaf kak, ada email yang bisa dihubungi?
BalasHapus
BalasHapusApakah kamu sudah tau prediksi togel mbah jambrong yang jitu? bila belum baca Prediksi jitu mbah jambrong
tulisan ini bersumber dari mana ka?
BalasHapus