A. Gambaran Kitab
Ø
Judul Kitab: Al-Durul Ma’tsur fi Tafsir
al-Ma’tsur
Ø
Pengarang: Imam al Hafizh Jamaluddin Abul Fadl
‘Abdurrahman ibn Abi Bakr Muhammad as-Suyuthi asy-Syafi’iy.
Ø
Cetakan: Birut Libanon
Ø
Penerbit: Dar al-Fikr
Ø
Dicetak : Tahun 2002 M/1423 H.
Ø
Warna Kitab: Berwarna putih
Ø
Jumlah jilid: terdapat 4 jilid (jilid 1=769
halaman, jilid 2=709 halaman, jilid 3=640 halaman, jilid 4=669 halaman, jilid
5=689 halaman, jilid 6=719 halaman, jilid 7=724 halaman, jilid 8=702 halaman).
B. Biografi
Beliau adalah Imam al Hafizh Jamaluddin Abul
Fadl ‘Abdurrahman ibn Abi Bakr Muhammad as-Suyuthi asy-Syafi’iy. Beliau
dilahirkan pada tahun 849 Hijriyah. Ayahnya wafat ketika beliau masih kecil,
pada usia 5 tahun 7 bulan dan beliau dititipkan sekelompok ulama. Beliau banyak
menghafal matan dan hadis dan berguru pada sekelompok ulama. Beliau dianggap
sebagai ulama yang paling banyak mengarang kitab. Diantara ulama sezamannya,
beliaulah yang paling tahu tentang hadis dan ilmu-ilmu cabangnya. Beliau pernah
mengatakan tentang dirinya sendiri bahwa beliau hafal 200.000 hadis. Kata
beliau: ‘Seandainya saya menemukan lebih banyak hadis lagi, pastikan saya
hafalkan.”
Selain hafal hadis, beliau telah hafal
al-Qur’an, ‘Umdah, Manhajul Fiqh wal Ushul. Al-Fiyah bin Malik saat berumur 8
tahun, beliau mendalami ilmu syari’at diantaranya: dibidang Fiqih, Faraid
kepada guru yang paling populer dalam bidang Fiqih dan Faroid yaitu Syeikh
Syihabudin Asyaru Masahi pada tahun 764 H, di saat beliau berumur 15 tahun
sampai gurunya wafat dilanjutkan oleh putranya. Ketika Abdurrahman bin Kamal
berumur 25 tahun beliau selesai mempelajari ilmu fiqih disana, beliau
mendapatkan ijazahuntuk menfatwakannya. Kemudian beliau mendalami hadis kepada
syekh Taqyudin al Hanafi selama 4 tahun. Beliau mendalami ilmu Tafsir, ilmu
Ushul, Ma’ani dan sebagainya selama 14 tahun.
Imam Suyuthi memiliki banyak sekali guru yang
tak tertandingi jumlahnya pada masa beliau hidup. Sedang jumlah keseluruhan
karya Imam Suyuthi adalah 904 kitab dalam berbagai disiplin ilmu.
Kemudian menjelang akhir hidupnya beliau
mengasingkan diri dari pergaulan dengan manusia dan menghindar dari dunia dan
para pencintanya dan menghabiskan sisa hidupnya hanya bersama Allah, sampai
beliau wafat pada tahun 911 H di rumahnya Raudhatul Muqyas.
C. Sejarah Penulisan
Beliau mengarang kitab ini ketika berumur 37
tahun, di saat mengarang kitab beliau berjalan-jalan beberapa Negara. Yaitu:
Syam, Hijaz, Yaman, India dan Maroko. Sebelum menulis disaat berumur 22 tahun
beliau sudah berfatwa sekitar tahun 871 H, saat berumur 23 tahun beliau telah
mencatat hadis dengan cara imla’sekitar tahun 872 H. Kitab ini merupakan
kitab musnad hadis yang berisikan tafsir atau penjelasan terhadap al-Qur’an. Di
dalamnya memuat sekitar 10.000 hadis marfu’ dan hadis mauquf, diselesaikan
dalam 4 jilid dan diberi nama “Tarjumun al-Qur’an”. Kemudian untuk memudahkan pembaca dalam memahami kitab
tersebut, as-Suyuthi meringkasnya dengan hanya mencantumkan teks hadis tanpa
menyebutkan sanadnya. Meskipun demikian, dijelaskan bahwa sumber hadis-hadis
tersebut merupakan hasil takhrij dari kitab-kitab yang mu’tabar dan kitab
tersebut diberi nama dengan al-Durur Tafsir al-Ma’tsur.
D. Metode Penafsiran
Dalam kitab Tafsir ini Imam Suyuthi
menafsirkan al-Qur’an dengan metode bil ma’tsur, menjelaskan al-Qur’an
dengan hadis pendapat Sahabat dan para tabi’in. beliau menggunakan metode
seperti ini karena sunah itu sebagai penjelas bagi al-Qur’an. Dapat diketahui
bahwa bentuk-bentuk penafsiran bi al-Ma’tsur dapat dibagi menjadi 4 bagian
yaitu:
1. Penafsiran al-Qur’an dengan al-Qur’an
2. Penafsiran al-Qur’an dengan Hadis
3. Penafsiran al-Qur’an dengan perkataan Sahabat
4. Penafsiran al-Qur’an dengan perkataan tabi’in
E. Corak
Corak penafsiran kitab ini melihat dari
kepribadian beliau semenjak kecil, beliau dibesarkan dan menapaki karir dalam
lingkungan madzhab Syafi’i. Sumber-sumber penafsiran secara keseluruhan kitab
tafsir ini menggunakan penjelasan hadis Nabi maupun Sahabat dan Tabi’in yang
dikutip dan dirujuk dari kitab-kitab hadis. Jadi corak kitab ini hanya
mengedepankan penafsiran dengan hadis, pendapat dari para Sahabat dan Tabi’in.
F. Sistematika
Sistematika penafsiran beliau sangat tersusun
di dalam penataannya di mulai dari surat al-Fatihah sampai surat an-Nas,
kemudian dalam penafsirannya sangatlah jelas. Akan tetapi dari sudut tafsir
lain tafsir ini mencampurkan semua hadis baik yang shohih maupun yang dhoif dan
tidak disebutkan mana yang shohih dan mana yang dhoif. Dan tidak terdapat asbab
an-Nuzul.
G. Komentar Ulama’Kelebihan dan Kekurangan
Menurut Adz-Zahabi tafsir ini mempunyai
kekurangan yaitu:Banyak terjadi pemalsuan dalam tsfsir sebagaimana orang Syi’ah
yang selalu menisbahkan suatu hadis terhadap ‘Ali bin Abi Thalib dengan
berbagai maksud dibaliknya, diantar sebab pemalsuan itu adalah panatisme
madzhab dan politik, kemudian banyaknya masuk cerita-cerita isra’iliyyat dan
banyaknya hilang sanad-sanad.
Sementara menurut Quraisy Syihab mengatakan
bahwa penafsiran Nabi dan Sahabat dapat di bagi dua kategori yaitu: la majal
li al-‘aql fihi (masalah yang diungkapkan bukan dalam wilayah nalar)
seperti masalah metafisika dan perincian ibadah, dan fi majal al-‘aql
(dalam wilayah akal). Menurut beliau pada masalah yang bukan dalam wilayah
nalar, apabila nilai itu shahih, penafsiran itu dapat diterima apa adanya tanpa
ada pengembangan. Sementara yang dalam wilayah penalaran, walau penafsiran itu
benar, penafsiran itu harus didudukkan pada porsi yang tepat.
Semangat dan lanjutkan menulis artikel terkait ilmu al-Qur'an
BalasHapusmohon maaf, itu nama kitabnya dur al- mantsur atau dur al-ma'tsur ya yang bener?
BalasHapus