A. Gambaran Kitab
Kitabnya berukuran sedang 24.5x16 cm, hardcover berwarna biru muda, dengan
penerbit Pustaka Drus Sunnah dan terdiri dari 7 jilid: jilid 1 (surat
al-Fatihah-al-Baqarah), jilid 2 (surat al-Imran-al-An’am), jilid 3 (surat
al-A’raf-Yusuf), jilid 4 (surat ar-R’ad-al-Hajj), jilid 5 (surat
al-mu’minun-al-Ahzab), jilid 6 (surat Saba’-al-Hujurat), jilid 7 (surat
Qaaf-Annas).
Adapun acuan dari kitab ini adalah:
1. Jami’ul Bayan At-Thabari
2. Tafsir Jalalain
3. Tafsir Al-Maraghi
4. Tafsir Al-Karim Al-Sa’idiy
Kitab ini memberikan
penjelasan dan petunjuk apa saja yang dibutuhkan kaum muslimin pada waktu itu,
juga memberi cara bagaimana memelihara nafsu dan bertaubat. Dalam muqodimah
tafsir ini, muallif memaparkan melihat Islam pada saat ini, mufassir mencoba
memaparkan makna kalamullah dengan mudah, dan menjelaskan dengan lafadz yang
sederhana yang dapat dipahami oleh muslimin sekarang ini. Dalam Tafsir ini
dijelaskan aqidah salafiyyah, hukum-hukum fiqih, mendidik ketaqwaan dalam hati,
mencintai keutamaan dengan mengabaikan kejelekan.
Disebutkan diakhir jilid lima: “Saya menulis tafsir ini dalam beberapa
situasi, yaitu pada saat perjalanan, di perkotaan dalam keadaan sibuk, dalam
keadaan tubuh yang lemah. Maka terkadang pembaca akan menemukan penjelasan yang
kurang baik maupun rancau dalam tafsir ini”. Pemaparan mufasir mengenai hal
itu, menunjukan bahwa mufasir masih merasa sangat mempunyai kekurangan, hal
inilah yang patut kita teladani dari ulama terdahulu.
A. Biografi
Syaikh Syaikh Abu Bakar Jabir bin Musa bin Abdul Qadir bin Jabir al-Jazairi
ialah seorang ulama dari Madinah al-Munawwarah. Beliau merupakan seorang ulama
kelahiran Algeria (al-Jazair) pada tahun 1342 H/1921 M. Ketika umurnya kurang
lebih satu tahun, Ayahnya telah meninggal dunia. Ibunya seorang yang shaleh dan
unggul dalam mendidik anak berdasarkan panduan Islam. Beliau belajar Al-Qur’an
ketika beliau masih kanak-kanak saat berumur 12 tahun. Beliau selesai awal
pendidikan di rumah, kemudian dipindah ke Ibu kota Algeria dan bekerja sebagai
seorang guru di sebuah sekolah.
Selama masa itu, beliau menghadiri pelajaran oleh At-Tayyab Abu Qir dan
telah mendapat penerangan-penerangan dengan cahaya kepercayaan dalam tauhid dan
sunnah Nabi saw. Ketika penjajahan Prancis dimulai pada tahun 1952, beliau
pindah ke Madinah. Raja Saud bin Abdul Aziz adalah penguasa saat itu dan
University Islam Madinah yang telah di bina. Beliau pertama bekerja sebagai
penasehat dan penolong dibeberapa lembaga berkaitan dengan dunia muslim selama
waktu itu.
Beliau adalah seorang penasehat Masjid An-Nabawi. Tidak ditemukan sesuatu
pada karyanya kecuali kebaikan termasuk Tafsir Aisar ini. Beliau wafat pada
tahun 1999.
B. Metode Penafsiran
1. Menjelaskan kalimah demi kalimah secara literal menurut kaedah bahasa
'Arab.
2. Menafsirkan ayat secara global dengan menghubungkan satu ayat dengan ayat
lainnya.
3. Penafsiran dikuatkan dengan hadis-hadis dan atsar-atsar (riwayat yang
bersandarkan kepada penafsiran para sahabat). Sebahagian besar penjelasan
disertakan nota kaki yang baik sebagai rujukan sumber dan penjelasan yang lebih
terperinci.
4. Diakhiri untuk setiap ayat -ayat penafsiran dengan pengajaran-pengajaran
dapat diambil dari ayat tersebut.
C. Sistematika
Sebagaimana namaya Al-Aisar (termudah), yaitu tafsir Al-Qur’an yang
mempunvai sistematis penafsiran-penafsiran tersendiri, menjelaskan makna kata
per kata secara literal dan diakhiri dalam setiap penafsirannya dengan
pelajaran-pelajaran (fawaid) yang dapat diambil dari ayat tersebut. Yaitu
suatu buku tafsir yang mudah dipahami dan pelajaran-pelajaran ataupun manfaat
ilmu untuk setiap alat Al-Qur’an dapat dengan mudah dipahaminya.
D. Kelebihan dan Kekurangan
Diantara Kelebihan Tafsir ini:
a. Berukuran sederhana, tidak terlalu ringkas yang dapat mengurangi pemahaman
dan tidak terlalu panjang hingga membosankan.
b. Mengikuti manhaj Salaf dalam masalah Akidah, Asma’ dan Shifat
c. Konsisten untuk tidak keluar dari empat madzab dalam masalah-masalah fiqih
d. Bersih dari tafsir israilliyat, baik yang shahih mapun yang lemah, kecuali
yang menjadi tuntunan pemahaman ayat, dan memang diperbolehkan untuk
meriwayatkannya.
e. Mengesampingkan perbezaan-perbezaan pendapat dalam penafsiran
f.
Mengikuti pendapat yang dikuatkan oleh a -Imam
al-Mufassir Ibnu Jarir al-Thabari r.h- dalam kitab tafsirnya, jika terdapat
perbezaan penafsiran oleh para ulama tafsir.
g. Menjauhkan tafsir ini dari masalah-masalah tata bahasa, balaghah, dan
bentuk-bentuk argumen bahasa.
h. Tidak menyentuh mengenai bentuk qiraat, kecuali hanya pada ayat-ayat
tertentu yang memang diperlukan bagi menjelaskan makna ayat.
i.
Mencukupkan pada hadits shahih dan hasan saja.
j.
Tafsir ini tidak memaparkan banyaknya
perbezaan penafsiran, namun berkomitmen dengan makna yang rajih/kuat, yang
banyak dipakai oleh para mufassirin dari kalangan Salafush Shalih, dengan
tujuan untuk menyatukan muslimin dalam satu pemikiran Islam yang terpadu, benar
dan lurus.
k. Memudahkan muslimin untuk mempelajari dan mengamalkan al-Qur’an dan
menjauhkan dari pengamalan yang sekadar wacana dan perdebatan.
bisa di jamin kebenaran informasinya gk ini. kenapa dari biografinya gk ada keterangan rujukannya.....?
BalasHapusKekurangan nya apaan y?
BalasHapus