A. Gambaran Kitab
Nama kitab : Madarik At
TanzilwaHaqa’iq at Ta’wil
Karangan :Hafidz al-Din
AbiBarakatAbdillah bin Ahmad bin Mahmud Annasafi
Jumlah Jilid :
2 jilid
Jilid pertama :
Al fatihah- Al Isra’
Jilid kedua :
Al kahfi – An-Nas
Ukuran :
20 x 28 cm
Jumlah Halaman :
Jilid pertama :331
Halaman
Jilid kedua :338
Halaman
Penerbit :
Darul Fikri
Kota terbit :
Birut-Libanon
Warna sampul :
Biru campur merah
B. Biografi
Namalengkap An NasafiadalahHafidz al-Din Abdullah bin Ahmad bin
Mahmud an – Nasafi. Ialahir di Nasaf, salahsatukotaAsbaban, kota Sind yang
terletakantaraJihundan Samarkand. Wafatpadatahun710
H.An–Nasafitermasukulama yang menganutmadzhabHanafi.
An–Nasafimenguasaiberagamdisiplinkeilmuan. Mulai dari fiqih, ushul fiqih, akidah,
teologi, dan tafsir. Dalam perjalanan hidupnya an–Nasafi mampu merangkum
berbagai metodologi riset. Memang ia gemar melakukan penelitian terutama
perihal tafsir Al – Quran. IabergurukepadabanyakulamasepertiSyams
al –A’immah al – Kurdidan Ahmad bin Muhammad al – Itabi.
SebagaiseorangpenganutMadzhabHanafi,
an–Nasafimemilikisikap yang tegasterhadappenyimpangandalampenafsiranAl– Quran. Misalnya ia mengkritiki tafsir al–Kasyaf
berikut buku–buku teologis aliran Mu’tazilah. Karena itulah universitas
Al–Azhar sangat apresiatif terhadapnya dan juga karya– karyanya. Bahkan
sebagian besar karya An–Nasafi menjadi buku pelajaran wajib di Universitas
Islam tertua itu. Ia wafat pada tahun 701 H di kota Aidzaj yang terletak di
antara Khuristan dan Ashfahan.
Karya–karyanya:
·
MadarikAtTanzilwaHaqa’iq
at Ta’wil
(pengetahuantentangwahyudanhakekat–hakekatma’nanya).Suatukitabtafsirbirra’yitafsir
Al Qur’an berdasarra’yudanijtihad,
·
KunduzuzDaqa’iq,
karyanyadalambidangushul,
·
Al
Qafie, karyanyadalambidangfuru’ fiqih
·
‘Umdah
al – ‘Aqa’id fi al – Kalam,
·
al –
I’timad,
·
al –
Kafi fi Syarh al – Wafi,
·
Kanz
ad – Daqa’iq fi FiqhHanafi,
·
Dansebagainya.
TafsirMadarik at – TanzilwaHaqa’iq at – Ta’wil,
dikategorikantafsirilmiah yang cermat, tidakberbelit, tidakmembosankan,
dantidakjugaterlaluringkas.
Meskiiakerapmengkritiktafsiral–Kasyafnamuniamengakuibahwaselain TafsirBaidhawi,
tafsirnyajugaterinspirasikaryaaz – Zamakhsyaritersebut. Dari TafsirBaidhawi,
iamengadopsikedalamanmakna, pemahaman yang rasional, pengarahan yang tepat,
dankelugasan yang focuspadapenafsiran. Adapundaritafsiraz – Zamakhsyari,
iameminjamanalisisbahasanya.
C. Metode Penafsiran
Kitab tafsir karya An Nasafi bernamaMadarikut
Tanzil wa Haqa’iqut Ta’wil, merupakan sebuah tafsir tahlili yang tidak terlalu
ringkas dan sempurna, tafsir ini berupaya menafsirkan ayat-ayat al-Quran secara
berurutan sesuai dengan mushaf Usmani,dari ayat ke ayat serta dari surah
kesurah al-Fatihah hingga surah an-Naas.
Dalam menafsirkan al-Quran AnNasafi, menurut
Pengarang kitab Kasyfuzzunum mengatakan, “Tafsir ini merupakan kitab
yang sederhana tentang ta’wil, namun mencakup seluruh segi i’rob dan qiro’at.
Mengandung segala segi keindahan ilmu badi’ dan isyarah, memuat beberapa
pendapat ahli sunnah wal jama’ah dan jauh dari kebatilan-kebatilan
golongan bid’ah dan dalalah. Tafsirinitidakpanjang (tidakbertele
- tele) dantidak pula pendek.Iajugatermasukkedalamtafsirbirro’yi.
Dalam masalah qira’at beliau hanya
membicarakan Qira’at Tujuh yang mutawatir dan menisbahkah setiap qira’at kepada
qori’nya.
Kemudian dalam menafsirkan ayat-ayat
hukum,beliau mengemukakan pendapat madzhab-madzhab dan menonjolkan pendapat
madzhabnya (madzhab Hanafi) serta membela madzhabnya itu dan menolak siapa saja
berselisih pendapat dengannya.
Kemudian beliau sedikit sekali mengutip
riwayat-riwayat Israiliyat dan kadang mengiringi apa yang dikemukakannya dengan
penolakan dan pencelaan,sebagaimana yang beliau lakukan pada kisah Nabi Daud
dan Sulaiman as,kadang beliau menyebutkan hadits maudhu’ dan riwayat-riwayat
israiliyat yang tidak diketahui asal usulnya tanpa memberikan komentar apa-apa.
D. Corak
Kitab tafsir karya An Nasafi yang bernama Madarikut
Tanzil wa Haqa’iqut Ta’wil, merupakan sebuah kitab tafsir yang besar,
berlaku tenar, gampang, dan mendetail. Yang penafsiran secara bi al-ra’yu, tafsir ini lebih ringkas
dan sempurna. Dan ciri khas dari tafsir inimenggunakan jalan ijtihad, setelah
beliau terlebih dahulu memahami bahasa arab dan gaya-gaya ungkapan para ‘ulama
dan disamping itu juga mengambil sedikit dari riwayat-riwayat isra’iliyat.
Dari penjelasan Saiful Amin Ghofur dalam bukunya Profil Para Mufassir Al
Quran (Yogyakarta: Insan Madani, 2007) “Tafsir Madarik at – Tanzil wa
Haqa’iq at – Ta’wil, dikategorikan tafsir ilmiah yang cermat, tidak berbelit,
tidak membosankan, dan tidak juga terlalu ringkas” maka ia dikategorikan pada
corak penafsiran ilmiah atau ilmi.
E. Sistematika
Dari sistematika penyusunan,kitab tafsir yang
terdiri dari dua jilid yang diawali dengan menyebutkan basmallah, tahmid,
shalawat, signifikasi ilmu tafsir dan menguraikan metode penafsirannya
dengan menjelaskan bahwa Tafsir ini merupakan kitab yang sederhana
tentang ta’wil, namun mencakup seluruh segi i’rob dan qiro’at. Mengandung
segala segi keindahan ilmu badi’ dan isyarah, memuat beberapa pendapat ahli sunnah
wal jama’ah dan jauh dari kebatilan-kebatilan golongan bid’ah dan dalalah
dan sebelum menjelaskan penafsirannya
beliau mencantumkan
surah/ayat makkiy atau madanynya.
Dan diakhir penafsirannya beliau mengucapkan tahmid dan shalawat
Dan salah satu ciri yang menjadi
karateristik tafsir ini adalah
pembahasan tidak terlalu ringkas dan tidak bertele-tele dalam menafsirkannya.
F. Kelebihan dan Kekurangan
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa
Tafsir An Nasafi merupakan kitab yang sederhana, jelas, padat, dan ringkas
mengenai penta’wilan. Namun meski ringkas, imam pun mencakup seluruh segi I’rob
dan qira’atnya. Mengandung segala keindahan badi’ dan isyarat, jauh dari
kebatilan, juga tidak panjang atau pendek.
Meskitermasukkategoritafsirilmiah,
namunsayingiakurangselektifterhadaphadis–hadis yang dikutipnya.
Dalamtafsirinimasihbanyakditemukantafsir – tafsirIsroiliyat. Selain itu ia tidak cukup berani untuk
memberi penjelasan yang memadai terhadap berbagai pendapat yang berkenaan
dengan ayat–ayat yang menjadihujjahberagamaaliran.
Hal lain juga patut diungkap sebagai kelemahan
tafsir ini adalah kerapnya mengkritik tafsir al–Kasyaf, namun ia mengakui bahwa
selain tafsir Baidhawi, tafsirnya juga terinspirasi karya az–Zamakhsyari
tersebut. Dari TafsirBaidhawi, iamengadopsikedalamanmakna, pemahaman yang
rasional, pengarahan yang tepat, dankelugasan yang fokuspadapenafsiran.
Adapundaritafsir az–Zamakhsyari, iameminjamanalisisbahasanya.
Iatakterbantahjikamengekorpada az–ZamakhsyaridanBaidhawi.
Karenaituiaterlihatambigu. Di satusisigetolmengkritikaz – Zamakhsyari, namun di
sisi lain tafsiranyadaripengadopsianpemikiran az–Zamakhsyariterutamadalambalaghohquranisangatdominan.
G. Komentar Ulama’
·
Di dalam tafsir An Nasafiy memiliki penjelasan
yang miskin terhadap banyak pendapat yang berkenaan ayat-ayat yang menjadi
hujjah beragam aliran, Nasafiy hanya menyebutkan dan terkesan enggan
menjelaskan, ia seakan berasumsi dengan popularitas pendapat-pendapat tersebut
di banyak kalangan dan kelanggengannya.
·
Akan tetapi meski sangat hati-hati tetap juga
didapatkan dalam kitabnya kisah israiliyyat.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusdari manakah sumber biografi ini ya?
BalasHapusArtikel kamu bagus gan! aku selalu menunggu artikel kamu.. Seperti artikel berjudul Tafsir Mimpi kucing
BalasHapusbagaimana cara download file pdf kitab Madarik At TanzilwaHaqa’iq at Ta’wil
BalasHapus