A. Gambaran Kitab
Kitab tafsir Al Jashosh adalah sebuah kitab tafsir yang
berjudul asli Ahkaamul Qur’an. Ia ditulis oleh Al Jashosh atau yang
bernama asli Imam Abu Bakar Ahmad bin Ali Ar-Rozi Al Jashosh Al Hanafi. Kitab tafsir klasik ini terdiri dari empat
versi:
1. VersiPertama
Versi yang pertama dari kitab ini ditahqiq oleh Muhammad
As-Shodiq Qomhawi dan diterbitkan oleh Darulhaya’it Turots Al-Arobi di
Beirut-Lebanon pada tahun 1992 dan cetakan pertama diterbitkan pada tahun 1985.
Kitabtafsiriniberjumlahlimajiliddengansampulberwarnahijautua.
Jumlahhalaman per jilidnyaberbeda-beda, yaituberkisarantara 300-400an.
Jilidpertamakitabiniberjumlah 404 halaman, jilidkeduaberjumlah 372 halaman,
jilidketigaberjumlah 374 halaman, jilidkeempatberjumlah 397 halaman,
danjilidkelimaberjumlah378 halaman.
2. VersiKedua
Versi
yang keduakitabiniditashiholehAbdas Salam Muhammad Ali
SyahiindanditerbitkanolehDaarulKutub Al ‘Ilmiyyah di Beirut-Lebanon padatahun
1994 denganukuran 24,5 x 17,5 cm. Kitabtafsiriniberjumlah 3
jiliddengansampulberwarnahijaudanjumlahhalamanperjilidnyasekitar 600an.
Jilidpertamaberjumlah 644 halaman, jilidkeduaberjumlah 616 halaman,
danjilidketigaberjumlah 648 halamandenganketebalanmasing-masing 3,5 cm.
3. VersiKetiga
Versi
yang ketigakitabinimemilikisampulberwarnabiru,
diterbitkanolehDarulFikripadatahun 1993 denganukuran 24,5 x 17,5 cm.
Kitabtafsirversiiniberjumlah 3 jiliddenganjumlahhalamansekitar 700an.
Jilidpertamaberjumlah 739 halaman, jilidkeduaberjumlah 703 halaman,
danjilidketigaberjumlah 731 halaman, denganketebalanmasing-masing 4 cm.
4. VersiKeempat
Versi
yang keempatkitabinimemilikisampulberwarnamerah,
diterbitkanolehDarulFikridenganukuran 24,2 x 17,5 cm.
Kitabtafsirversiiniberjumlah 3 jiliddenganjumlahhalamansekitar 400-500 halaman.
Jilidpertamaberjumlah 548 halaman, jilidkeduaberjumlah 505 halaman,
danjilidketigaberjumlah 487 halaman, denganketebalanmasing-masing 3,5 cm.
B. Biografi
Beliauadalah Abu
Bakar bin Ali al-Razi, guru besarulamapengikutmazhabHanafi di Baghdad.
BeliauadalahulamaakhirpemimpinmazhabHanafipadamasaitu.Al
Razihiduppadamasapesatnyaperkembanganilmupengetahuan Islam
dalamberbagaibidang.Hal
initerbuktidenganbermunculannyatokoh-tokohulamabesardanterkenal di
kalanganmasyarakatluasdenganmembimbingmanusiakejalan yang benaruntukmendapatkankesejahteraandunia-akhirat.
Beliaudiberigelardengansebutan
Al Razidan Al Jashas (tukangkapur)
karenapekerjaanbeliausebagaitukangkapur.Beliaudilahirkanpadatahun 305 H
danwafatpadatahun 370 H.
Padamasamudanyabeliauselaludisibukkandenganbelajarmenuntutilmupengetahuansertapergikedaerah-daerah
yang masyhurdenganparaulama, sepertinegeri Baghdad yang beliaudatangipadatahun
325 H.
Kemudiansetelah
Baghdad beliaupergikenegeri Al Ahwaz
untukmendatangiparaulamaterkenalsaatitu.Namunsetelahitu Al Jashaskembalilagike
Baghdad.SetelahitubeliaukelurlagidanmenujuNaisaburibergurudengan Hakim Al-
Naisaburi yang nalurikeilmuannyasamadenganpendapatgurunya yang bernama Abu
Hasan al- Karakhi.
Al
JashashpulangdariNaisaburike Baghdad padatahun 344 H, setelahgurunya al-
Karakhimeninggaldunia.Dalamperjalanannya al
Jashashbanyakmendapatkanfaedahdanilmupengetahuan.Beliaumengambilriwayatdari
guru-guru yang beliaudatangi, seperti Abu Hasan al Karakhi, Abu Abbas al- Ahim
al Naisaburi, Abdullah bin Jakfar bin Faris al- Ashbihani, Abdul Baqi bin Qani’
al Qadhi, Sulaiman bin Ahmad al- Thabranidanulama-ulama lain.
Beliautidakhanyamengambililmudanriwayatsaja,
tetapibeliaujugamangamalkandanmengikutijejak guru-gurunyabaikdarisikap,
karakter, dankeilmuan, sepertisifatzuhud, lemahlembut, danwara’.
Ketika Al Jashas terkenal dengan keilmuan dan wawasan
yang sangat luas serta masyarakat tahu terhadap keilmuannya, kebaikannya dan
sifat zuhud dan wara’, maka beliau diberikan tawaran untuk jadi pemimpin para
Qadhi. Hal itudiceritakanolehpengarangkitabal
Thabaqat al Sunniyah.Beliaujugamemilikibeberapamuridsemasahidupnya. Di
antaramerekaadalah Abu Bakar Ahmad bin Musa al Khawarizmi, Abu Abdullah
Muhammad bin Yahya al Jarjani, Abu al Farj Muhammad bin Umar, Abu Ja’far
Muhammad bin Ahmad al Nasafi, Abu Hasan Muhammad bin Ahmad al
Za’faridanmasihbanyaklagi.
C. Sejarah Penulisan
Pembelaanmadzhab yang dianutpadamasainidemikiantinggi, sehinggamasing-masingpenganutmadzhabtidakmengenaltoleransiatautenggang
rasa terhadapmadzhab lain diluar yang dianutnya. Masing–masingmemandangpendapat
imam madzhabnyabagaikannashsyara’ yang paten danwajibdiikuti.
Apabila nash
tersebut sulit di takwil, mereka beralih kepada teknik nasikh mansukh
atau teknik takhsish yang tujuannya tiada lain kecuali agar nash
tersebut sejalan dengan madzhab imam mereka, meskipun teknik tersebut terlihat
agak menyimpang. Hal ini pernah dikemukakan oleh al-Karakhi (w. 340 H) seorang
pengikut Imam Abu Hanifah, yang mengatakan “Bila kami mendapatkan ayat-ayat
al-Quran atau hadits Rasulullah yang kelihatanya bertentangan dengan madzhab
kami, maka nash tersebut kami takwilkan atau kami pandang sebagai mansukh. “
Abu Bakar Ahmad ibn
Ali Al-Razi Al Jashash merupakan murid dari al-Karakhi, setelah gurunya wafat
ia meneruskan apa yang diajarkan gurunya. Al Jashash merupakan pengikut fanatik
imam hanafi dan pengarang kitab tafsir ahkamul quran yang mana tafsir tersebut
digunakan untuk mengkritik imam syafi’i dengan kata-kata yang sedemikian pedas
dan tajam.
D. Metode penafsiran
Kitab
tafsir Ahkam Al-Quran karya Al-Jashash ini dikategorikan pada tafsir yang
menggunakan metode analitik (tahlili) yakni menafsirkan ayat-ayat
Al-Quran dengan memaparkan segala aspek yang terkandung di dalam ayat-ayat yang
ditafsirkan itu serta menerangkan makna-maknanya yang tercakup didalamnya
sesuai dengan keahlian dan kecenderungan mufassir yang menafsirkan ayat-ayat
tersebut.
Beliaumenganalisisayat-ayat al-Quran
dengankeahliannyadanmemaparkannyasecaraluasdanmelebar.Contohnyasajaketikabeliaumemaparkantafsirpadaayatpertama
surah Al Fatihah, beliaupadamulanyamenjelaskandarisegikebahasaan (nahwu),
kemudianbeliaupaparkanbeberapahukumbacaanbasmalahbaikitudalamshalat,
ataudalambacaansurat, dan lain
sebagainyasecaraluasdanmendalamdenganriwayat-riwayatdariparasahabatatautabiin.
E. Corak
KitabtafsirAhkam Al-Quran karya
Al-Jashashtermasuktafsir yang bercorakfiqih.Pengarangmembatasidiripadaayat yang
berhubungandenganhukum-hukumcabang (masalah-masalahfuru’iyah)
denganmenjelaskanmaknanyadenganhadisdanbeberapa Imam mazhab.Hal
itukarenalatarbelakangbeliauadalahahlidalambidangfiqh.Sehinggapenjelasantafsirnyacenderungbercorakfiqh.
F. Sistematika
Keempat versi kitab tafsir klasik ini, Al Jashash dalam kitab tafsirnya menggunakan
sistematika mushafi, yaitu sistem penafsiran menurut urutan surat di
dalam al Quran. Beliaumemulainyadenganurutan
surah di dalam al Quran yang terdapatayat-ayatahkam,
meskipuntidaksemuaayatditafsirkanolehbeliau.
G. Kelebihan dan kekurangan
Kelebihan daripada kitab tafsir ini adalah bahwa beliau
menafsirkan ayat-ayat ahkam itu dengan berbagai dalil baik itu dari
Rasulullaah, sahabat, maupun tabiin. Penafsiran yang ada di dalamnyaterperincidananalitik.Olehkarenaitu,
tafsirinimampumenambahwawasanbagipembacamaupunpenelititafsir.
Kekurangandarikitabtafsiriniyaitupenafsirterlalufanatikterhadap
Imam Hanafi.Beliauselalumelemahkanmadzhablaindalamtafsirnya. Hal
itukarenabeliaumenjadikanmadzhabHanafisebagaiakhirpegangan.
H. Komentar Ulama’
Muhammad Husain Al
Zahabiberkomentar, “Berdasarkansekiankaryanya yang ada, Al-Jashashtergolongseorangulamapilihan
yang alim.Banyakulama lain yang mengembalikanpermasalahannya yang
berkaitandenganmazhabHanafikepadanyaberdasarkanbuktidandalil yang ada. Namun,
penyimpangan Al-Jashash yang
terlalufanatikterhadapmazhabHanafiitudalammembahasmasalah-masalahfiqhiahdankhilafiahseringmeluasdanmelebarsehinggapengalihanarahpembicaraannyasering-seringdirasakantidaklagisesuaidenganayat
yang dibicarakan”.
makasih atas ilmunya mudah mudahan bisa lebih baik dan bermanfaat bagi umat amiin
BalasHapusKa dalam tafsir al jasos tentang konsep perlindungan anak halaman berapa ya..aku gak bisaa bacaaa
BalasHapus