Jumat, 06 Februari 2015

TAFSIR MAFATIHUL GHOIB IMAM FAKRUDDIN AL-RAZI



A.    Gambaran Kitab
kitab ini berwarna hijau tua, tafsir ini terdiri dari 8 jilid dan relatif besar dan dicetak berkali-kali, sebelumnya dicetak  32 juz dengan 16 jilid, adapun mereka adalah:
a.       Jilid pertama ada 265 halaman dengan diawali pendahuluan yang berisi identitas kitab dan pengarang
b.      Jilid kedua ada 239 halaman dengan diawali Q.S albaqarah ayat 35
c.       Jilid ketiga ada 224 halaman dengan diawali Q.S Al-baqarah ayat 168,169
d.      Jilid keempat ada 224 halaman dengan diawali Q.S al baqarag ayat 225
e.       Jilid kelima ada 249 halaman dengan diawali Q.S Al imron ayat 30-132
f.       Jilid keenam ada 255 halaman dengan diawali Q.S Annisa
g.      Jilid ketujuh ada 239 halaman dengan diawali Q.S albaqarah ayat 35
h.      Jilid kedelapan ada 239 halaman dengan diawali Q.S albaqarah ayat 35
i.        Jilid kesembilan ada 243 halaman dengan diawali Q.S yunus ayat 1
j.        Jilid kesepuluh ada 243 halaman dengan diawali Q.S Arro’du ayat 3
k.      Jilid kesebelas ada 240 halaman dengan diawali Q.S Al isro’ ayat 61-63
l.        Jilid kedua belas ada 272 halaman dengan diawali Q.S Al Haj ayat 1-2
m.    Jilid ketiga belas ada 296 halaman dengan diawali Q.S Al Qashas ayat 56-57
n.      Jilid keempat belas ada 318 halaman dengan diawali Q.S Az zumar ayat 53-59
o.      Jilid kelima belas ada 291 halaman dengan diawali Q.S Annujum
p.      Jilid keenam belas ada 226 halaman dengan diawali Q.S Annaba – annas
            Dalam hal ini kami mengutip dari kitab  Al-mufassirun yang mengatakan bahwasanya Fakhruddin Al- razi belum menyempurnakan kitab ini, yang diambil keterangannya dari ibnu Qadi’ syu’bah, kemudian dalam hal ini banyak ulama’ yang mendebatkan siapa yang menyelesaikan kitab ini? kemudian ada yang menyatakan bahwa Najm Al- Qomuli yang telah menyempurnakan kitab ini, kitab tafsir mafatihul ghoib ini disebut juga dengan kitab alkabir yang dikategorikan sebagai tafsir birro’yi.
B.     Biografi Penafsir Fakruddin Al-Razi
Nama lengkapnya Abu Abdullah Muhammad Ibnu Husain bin Al  Hasan Al Bakri  At Tabristani Satani Arrazi, lahir di kota al-Ray (Kota yang terletak di wilayah selatan Iran dan sebelah timur laut Teheran) lahir pada tahun 535H/1149 M dan wafat pada tahun 606H / 1210M, beliau bermadzhab Syafi’i Asy’ariyyah karena sejak kecil belaiu belajar langsung dengan ayahnya yang bernama Diya’ al-Din abu al-Qasim Umar al-Razi yang mempunyai karya ghoyatul marom, dan bahkan kebanyakan ilmu beliau semuanya didapatkan dari ayahnya, yang mengakibatkan penukilannya dari ayahnya sendiri.
      Beliau juga mepunyai dua perjalanan kurang lebih dua tahun dalam menuntut ilmu, perjalanan pertama ke khurazan dalam khurasan ini beliau mengalami sebuah perdebatan pendapat yang keras  dengan kaum mu’tazilah karena madzhab beliau mengikuti ayahnya seorang yang bermadzhab ahlu sunnah  asy’ariyah, dalam masalah aqidah dan madzhab karena banyak yang tidak setuju dengan pendapatnya beliau melanjutkan perjalanan yang kedua ke bukhara lalu ke samarkand dan kembali lagi ke bukhara di bukhara beliau juga mengalami kesulitan yang mana para ulama’ juga mau memberontak akan pendapat beliau setelah itu beliau kembali ke tanah kelahirannya di Al- Ray. Dalam hidupnya beliau juga masih mengalami atau bertemu dengan sultan Baihuddin Sang (wafat 602 M ) dan sultan kabir ( sultan di khurazan) beliau terkenal dengan tafsir dan filosof islam sehingga beliau mempunyai gelar  Fakhr al-Din, beliau juga dikenal dengan nama Ibn al-Khatib al-Safi‘iy beliau tersohor pada abad ke- 6 H  pada masa Imam Syafi’i sampai sekarang.
      Kemudian beliau menetap di khurazan sampai dia wafat pada hari raya idul fitri 606 H ada yang mengatakan bahwasanya beliau wafat karena diracuni, namun ada pendapat lain yang menyatakan beliau wafat karena sikap permusuhan dari golongan al-Karramiyyah yang menuduh Imam ar Razi sebagai orang kafir dan telah melakukan dosa besar.
      Beliau juga mempunyai karya-karya yang lain selain Mafatihul Ghoib, dengan berbagai kedisiplinan ilmu yang beliau punya diantaranya:
o   Al-Matholib Al-‘Aliyah
o   Mu’alim Ushuluddin
o   Asroro Tanzil fi Tauhid
o   Al-Mabhasu Al-masroqiyah
o   Abtholu Qiyas
Dan masih banyak lagi karyanya dengan berbagai disiplin ilmunya.
C.    Corak, Metode dan Sistematika Penafsiran
Kitab tafsir Mafatihul ghoib tergolong tafsir bi al-ra’yi atau bil ijtihad, al-dirayah atau bi al-ma’qul, karena penafsirannya didasarkan sumber ijtihat dan pemikiran terhadap tuntutan kaidah bahasa arab dan kesusastraan, serta teori ilmu pengetahuan. Karena didalam karya ini fakhruddin ar-razi banyak mengemukakan ijtihadnya mengenai arti yang terkandung dalam ayat-ayat al-Qur’an disertai dengan penukilan dari pendapat-pendapat ulama’ dan fuqaha’. Dalam menyusun sesuai dengan urutan mushaf y jadi dalam metodenya menggunakan tahlili dengan cara sebagai berikut:
a.             Didalam penafsirannya pertama beliau menyebutkan beberapa ayat dalam penafsirannya  kemudian menyebutkan surat dan tempat turunnya al- quran lalu jumlah ayatnya, disertakan pendapat- pendapat dari berbagai ulama’, untuk penjelasan agar para pembaca dapat memahami isi yang beliau tulis dan sebagai bukti bahwa tidak semuanya adalah pendapat beliau sendiri.
b.             Antara ayat satu dengan ayat-ayat yang lain dan surat ke surat yang lain  saling berkorelasi dalam memahami satu tema sehingga para pembaca dapat memahami kandungan tafsiran beliau.
c.             Belaiu juga mentafsiri ayat al- quran dengan akal sehingga dalam penafsirannya ada yang bersumber atau bentuk riwayat ( naqli ) dengan memaparkan nasikh mansukh dan menggunakan hadits-hadits dalam menafsirkan, kemudian beliau menunjukkan suatu hal yang sangat penting dalam pemikirannya.
d.            Karena beliau seorang ahli ilmu filsafat dan membidangi dalam ilmu- ilmu eksak seperti matematika dan lainnya sehingga penjelasannya juga dikaitkan dengan kondisi alam inilah yang membuat penafsirannya berbeda.
e.             Sikap dengan kaum mu’tazilah
Telah dijelaskan di biografi beliau mengalami perdebatan yang keras dengan kaum mu’tazilah maka penafsiran beliau pertama memaparkan pendapat-pendapat muktazilah kemudian dibantah dengan argumen argumen beliau dengan kuat.
D.    Komentar Ulama’ dalam Kelebihan dan Kekurangan
1.      Kelebihannya
a.       Dia sangat mengutamakan tantang munasabah (korelasi) surat dan ayat dengan keilmuan yang berkembang. Bahkan tak jarang ia menyebutkan lebih dari satu munasabah untuk satu ayat tertentu atau surat tertentu
b.      Dia bisa menghubungkan tafsir itu dengan ilmu riyad}iyah (matematika) dan falsafah, serta ilmu-ilmu lain yang dianggap baru di kalangan agama pada masanya.
c.       Dia bisa menjelaskan tentang akidah yang yang berbeda dan bisa mencocokkan di mana    perbedaan itu.
d.      Dia mengemukakan tentang balaghah al-Qu'an dan menjelaskan beberapa kaidah usul.
2.      Kekurangan
a.       Fakhruddin al-Razi terlalu banyak mengumpulkan masalah dan pembahasan dalam tafsirnya, sampai pembahasan yang tidak bersangkut-paut dengan ayat atau surat yang ditafsirkan pun ia sebutkan. Bahkan lebih tegas lagi, beberapa ulama’ mengatakan bahwa “Di dalamnya terdapat segala sesuatu kecuali tafsir.”
b.      Dalam tafsir tesebut, ia terlalu banyak mencantumkan hal-hal yang tidak berhubungan dengan tafsir, secara berlebihan.
c.       At-Tufi (w.716 H/1316 M.) mengatakan bahwa banyak kekurangan yang ditemukan dalam kitab Tafsir al-Kabir.
Rasyid Ridha dalam tafsir al-Mannar banyak melontarkan kritikan terhadap cara penafsiran ayat al-Qur’an yang dilakukan Fakhruddin, diantaranya Fakhruddin al-Razi adalah seorang ahli tafsir yang sangat sedikit pengetahuannya tentang sunnah, pendapat para sahabat, tabi’in dan pendapat tokoh-tokoh salaf. Akan tetapi penulis kurang setuju dengan pendapat ini karena sedikitnya sunnah Rasulullah saw atau pendapat sahabat yang dipakai al-Razi bukan karena sedikit pengetahuannya, akan tetapi karena luasnya ra’yu yang dia gunakan sehingga ada kesan sunnah yang digunakan hanya sedikit sekali.

1 komentar:

Pembaca yang baik meninggalkan jejak yang baik,
Jangan lupa di comment ya :)